Selasa, 04 Oktober 2011

Mahasiswa!! Memperjuangkan Hak Rakyat dengan Mengorbankan Hak Tuhan..


Ini terkadang menjadi pertanyaanku pribadi. Kenapa ya, mahasiswa itu terlalu sibuk dengan urusan kampus? Ga inilah kegiatannya, ga itulah kegiatannya. Tidak ada yang salah memang, karena itu sudah menjadi hak pribadi seorang manusia. Tapi kembali ke jalur yang semestinya, mahasiswa menjadi titik tumpu masyarakat kecil untuk menjadi aspirator dari apa kemauan dan permasalahan rakyat kecil.

Ya, dengan aksi-aksi di lapangan dan berbagai macam kegiatan itu katanya mahasiswa bisa menjadi aspirator rakyat. Memperjuangkan hak rakyat kecil di hadapan para pembesar dan pemimpin negeri ini.

Namun, yang sering menjadi pertanyaanku adalah ketika melihat banyak dari kalangan tertentu yang mengatakan dirinya sebagai mahasiswa melakukan banyak kegiatan dengan meninggalkan kewajibannya yang seharusnya diutamakan. Terkadang sangat miris memang ketika melihat kondisi seperti itu. Rapat misalnya, rapat-rapat di berbagai perkumpulan mahasiswa yang biasa dinamakan komunitas!! Rapat, bagi mahasiswa sangat perlu apalagi yang namanya aktivis kampus. Rapat menjadi agenda rutinan tiap hari. Hingga tidak sedikit mahasiswa yang lulus “tepat pada waktunya” dikarenakan keasyikan dan kenyamanannya dalam komunitas-komunitas tertentu.

Kembali lagi tentang rapat. Kenapa rapat? Ya, seperti di atas, mahasiswa dengan berbagai kegiatan sosialnya ingin  memperjuangkan hak rakyat. Tapi, seakan lupa akan dirinya yang mempunyai sosok yang memiliki dirinya, seakan lupa diri dan terlena dengan yang namanya rapat. Rapat sudah membalikkan pribadinya yang harusnya memperjuangkan hak rakyat dengan meminta bantuan kepada tuhannya. Namun, sungguh dilema ketika mahasiswa banyak yang mengagendakan rapat namun melupakan agendanya untuk memenuhi kewajibannya kepada tuhannya.
Apa iya, mahasiswa mampu memperjuangkan hak rakyat dengan mengorbankan haknya pada tuhannya?
Misalnya saja, ketika rapat tentang suatu agenda yang sangat urgent dan penting, maka akan terlena dengan perdebatan dalam rapat tersebut. Hingga waktunya untuk memenuhi hak tuhan telah berani diabaikan. Lagi lagi, mampukah mahasiswa memperjuangkan hak rakyat dengan mengorbankan hak tuhannya?
Semoga kita tidak termasuk mahasiswa yang katanya “ingin memperjuangkan hak rakyat namun sudah berani mengorbankan hak kita terhadap sang pemilik kita.”

5 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar