Senin, 25 April 2011

Bersyukurlah dengan Apa yang Kita Miliki Sekarang

Terkadang dalam menghadapi suatu permasalahan kita akan senantiasa mengingat Allah dikala itu saja, namun ketika kita sudah melalui permasalahan tersebut dengan bantuan Allah kita lupa dan merasa sombong akan hal itu dan tidak mengakui bahwa itu adalah pertolongan Allah. Dimana rasa syukur kita sebagai mahluknya. Tak selayaknyalah kita menyombongkan diri, karena kita hanya hambanya yang lemah dan tidak mampu untuk berbuat apa-apa.

Begitu juga dengan apa yang kita miliki sekarang sahabat, terimalah dan syukurilah yang kita dapatkan darinya karena Allah tahu mana yang kita butuhkan dan mana yang terbaik untuk kita. Ingatlah, Allah pernah berkata “jikalau kita pandai bersyukur maka akan kutambah nikmatku padamu” kurang lebih intinya seperti itu.
Rasa syukur merupakan suatu kekuatan yang mampu membuat kita untuk terdorong melakukan hal-hal yang kita inginkan dan impikan. Ini akan senantiasa memberikan motivasi agar kita selalu antusias dalam bertindak. Sebaliknya ketika kita tidak mampu untuk mensyukuri semua ini, itu akan menjadi beban bagi diri sendiri karena akan selalu merasa bersalah dan berdosa.

Ikhlaskanlah setiap kali kita ingin mengungkapkan rasa syukur kita karena itu semua mampu memberikan hal yang lebih baik lagi. Semakin banyak kita bersyukur, maka semakin banyak yang akan kita terima. Seperti lirik salah satu lagu islami yang berjudul Manusia di bawah ini :

Manusia tidak luput dari khilaf
Manusia tidak lepas dari dosa
Mengingat tuhan dikala berduka
Melupakan tuhannya di saat gembira
Wahai manusia janganlah lupa
Ingatlah bila mausia mensyukuri apa yang diberikan
Niscaya Allah akan menambah nikmatnya
Dan ingatlah jika manusia melupakan segala yang diberikan
Sesungguhnya azab dari Allah sangatlah pedih
Wahai manusia janganlah lupa
Manusia dunia ini hanya sementara
Manusia akhiratlah yang kekal selamanya

By : MEH

Sabtu, 23 April 2011

Meneladani Kesabaran Ibrahim

Bismillah..
Dengan menyebut nama agung-Mu ya Rabb
Saya awali catatan singkat ini dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah, karena pagi ini Allah masih memberikan begitu banyak nikmatnya kepada saya pribadi, sehingga masih diberikan kesempatan untuk mencboba menebar kebaikan. Insyaallah

Seperti catatan paling atas, ya meneladani kesabaran Ibrahim? Kenapa harus Ibrahim?
Ya, Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi dari 25 Nabi yang patut diteladani.
Tahukah kita sahabat ketika masih kecil, nabi Ibrahim dengan penuh perjuangan mencari siapa tuhannya? Kenapa dia ada di dunia ini? Siapa yang menciptakan alam semesta dan seisinya ini?
Itulah beberapa pertanyaan yang ada pada diri seorang Ibrahim kecil?
Hingga hari-harinya dihabiskan untuk mencari sang pencipta alam semesta ini.

Dia melihat bulan, inikah tuhanku? Ya, inilah tuhanku. Namun, ketika bulan tersebut hilang dari peraduaannya. Tidak, dia bukan tuhanku.
Dia melihat matahari, inikah tuhanku? Ya, inilah tuhanku. Namun ternyata ketika sang mentari tenggelam di upuk barat, dia berkata “tidak, dia bukan tuhanku.”
Hingga terus mencari sampat ke bukit Tsur, Mesir. Ia terus mencari Tuhannya.

Itulah sedikit cerita singkat Ibrahim kecil ketika ia bersabar dan terus mencari tuhannya yang sesungguhnya.

Namun ternyata, perjuangan dan berkat kesabarannya tersebut, akhirnya ia mendapatkan apa yang ia cari selama itu, ternyata ia menemukan sosok tuhan yang tidak mempunyai bentuk tapi masih bisa dirasakan keadaanya dengan melihat berbagai ciptaan-Nya. Itulah awal mula Ibrahim memulai jejak hidupnya sebagai hamba pilihan Allah SWT.

Tahukah kita sahabat, ketika Ibrahim sudah terpilih menjadi hamba Allah yang akan menyebarkan islam ini? Ya, ketika sudah berumur dan menjadi pendamping siti Hajar, ia berpikir bahwa sampai saat ini, aku sudah lama hidup mendua bersama bidadari duniaku ini. Aku belum mempunyai seorang titisan yang akan melanjutkan perjuanganku ini? Siapa ya Allah yang akan meneruskan risalah mulia ini? Siapa, siapa ya Allah?

Itulah pertanyaan Ibrahim kepada Allah, yaitu pada intinya dia belum mempunyai seorang anak yang meneruskan dakwahnya.

Sejak memikirkan hal tersebut, Ibrahim terus berdoa kepada Allah untuk diberikan keturunan yang shaleh dan menjadi hamba pilihan seperti dirinya. Ia terus beroa, dari hari perhari, minggu perminggu, bulan perbulan, hingga tahun pertahun tak henti-hentinya ia meminta kepada Allah.
Namun, setelah sekian lama ia berdoa, ia berpikir, kenapa tidak ada jawaban atas doa yang dipanjatkan tersebut, apakah Allah tidak akan mengabulkan pertolongannku? Hingga rambut berubanpun doa panjatan nabi Ibrahim belum juga terjawab. Hingga hampir saja Ibrahim pasrah tidak akan diberikan keturunan.

Tapi, tidak sahabat. Ternyata doa yang sekian lama dilapadzkan Ibrahim tidak sia-sia, Allah mengabulkan permintaannya itu? Dan subhanallah, tahukah kita anak yang akan menjadi penerus nabi Ibrahim?
Ya, Ismail, dialah sosok penerus risalah dakwah ini dan menjadi salah satu hamba istimewa Allah SWT.

Kemudian apa yang terjadi ketika ismail sudah terlahir ke dunia? Di umurnya yang masih relatif membutuhkan kasih sayang seorang Ayah “Ibrahim”, ketika sang ayah baru saja mendapatkan kebahagiaan yang selama ini diharap-harapkan, ia kembali mendapat perintah dari Allah SWT untuk berhijrah ke negeri nan jauh untuk berdakwah. Ia harus meninggalkan si buah hati yang menjadi titsan kasih sayangnya tersebut. Tapi, Ibrahim tidak bisa mengelak, karena amanah dakwah tersebut harus dijalankan.

Hari berganti hari hingga tahun berganti tahun Ibrahim meninggalkan kedua orang yang dcintai, Siti Hajar dan Ibrahim. Tidak ada alat komunikasi, HP, internet, surat pos, telegram dan alat komunikasi lainnya yang dapat mengobati kerinduan Ibrahim kepada keduanya. Yang ada hanyalah kontak hati yang saling merindukan antara ketiganya.
Hingga Ismailpun tumbuh manjadi anak yang sholeh seperti yang menjadi idaman Ibrahim, akhirnya tugas dakwah tersebut habis tempo. Ia pun sangat luar biasa bersyukur atas kesempatannya untuk pulang ke rumah dan menemui kedua harta berharganya tersebut.

Hingga ia sampai ke sebuah gubuk kecil dengan terlenta-lenta setelah menjalani perjalanan bermil-mil, tapi itu tidak menjadi hambatan nabi Ibrahim untuk menemui sang buah hati.
Melihat buah hati yang sudah tumbuh besar, ia pun mendekap sang anak dengan penuh haru dan syukur.

Apa yang selanjutnya terjadi sahabat?
Belum puas kegembiraan Ibrahim atas kesempatannya untuk berbagi kasih bersama sang anak, masih dalam keadaan senang bermain dengan si anak, ia pun kembali mendapat perintah dari Rabb-Nya. Ia mendapat perintah itu melalui mimpi-mimpinya selama ini. Ia bermimpi menyembelih si anak, ini yang menjadi tanda tanya besar pada diri Ibrahim? Apa iya Allah memerintahkan aku menyembelih si buah hati? Apa yang menjadi alas an Allah memerintahkan hamba untuk menjalankan perintah ini? Itulah tanda tanya pada diri Ibrahim.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (Q.S Ash Shaaffaat)

Itu sahabat, sedikit kutipan cerita singkat perjalanan seorang Ibrahim yang penuh dengan kesabaran dalam menjalankan setiap amanah yang diemban dari Allah SWT. Namun, karena semua itu ia mendapatkan hal yang sangat luar biasa, yang patut kita teladani. KESABARAN, itulah kuncinya. Ketika Ibrahim mendapatkan tugas-tugas tersebut, ia menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Sahabat,,
Masih mampukah kita mengeluh terhadap apa yang telah menjadi amanah kita saat ini?
Apa yang menjadi tugas risalah dakwah ini?
Yang jika dibandingkan dengan tugas Ibrahim, tugas kita hanya bagaikan buih di lautan yang tidak mempunyai arti apa-apa.

Ketika kita mendapatkan amanah dakwah, kita terlalu sering mengeluh, aku tidak sanggup, aku tidak mampu, aku belum siap, aku belum pantas, dan alas an lainnya.
Cobalah kita berusaha untuk menerima amanah tersebut dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Niscaya kita akan menemui arti sesungguhnya dari sabar.

Man Sabara Zhafira, siapa yang bersabar, ia akan mendapatkannya..

Mari sahabat, kita berusaha untuk menerima amanah ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Semoga bermanfaat..

MEH..
23 April 2011
19 Jummadil Awwal 1432

Minggu, 10 April 2011

..Prestasi Belaka..


Siapa si yang ga mau berprestasi? Hanya orang-orang yang tidak mau tahu dan tidak mempunyai kesungguhan dalam hidup ini yang tidak ingin berprestasi menurut saya. Prestasi merupakan suatu keadaan dimana suatu yang diperoleh dengan usaha dan keyakinan bahwa hal tersebut akan bisa dicapai, atau dengan kata lainnya keberhasilan/ pencapaian dalam suatu tujuan (hal yang diinginkan). Iya kan?

Prestasi di dunia ini terutama. Ketika kita berprestasi dalam bidang olahraga, akademik, atau hal yang lainnya kita akan merasa bangga karena merasa diri kita jauh lebih baik dibanding orang lain. Senang dengan ucapan selamat yang diucapkan teman, saudara, orang tua, guru, dosen, dan banyak orang lainnya atas prestasi yang telah diraih tersebut. Bak seperti artis aja, sampai disanjung-sanjung dan disebut-sebut namanya dan prestasi yang telah diraihnya.

Banyak orang dan sahabat kita telah mencapai suatu prestasi tersebut dengan kesungguhan dan ketekunannya. Termasuk mungkin saya dapat sedikit menulis karya ini (suatu prestasi bagi diri pribadi saya maksudnya). Tapi, apa ya kira-kira tujuan dari prestasi itu sendiri? Ini yang sering menjadi tanda tanya besar bagi kita.

Sedikit berbagi saja sahabat. Terkadang kita salah mengartikan apa yang telah kita capai tersebut, dengan keberhasilan atas hal tersebut sering menjadi alat untuk “unjuk gigi” di mata orang lain. Ini lo saya? Kasarannya begitu lah. Secara tidak kita sadari, terkadang niat mencapai suatu prestasi sedikit menyimpang dari “jalurnya”. Hanya karena ingin dipuji dan disanjung orang lain. Naudzubillah

Ituah prestasi dunia semata sahabat, hanya karena ingin mendapat pujian dari orang-orang terdekat kita, kita sangat merasa bangga dengan apa yang telah kita raih tersebut. Ga masalah sebenarnya asal niatnya bagus, tapi yang menjadi masalah ketika kita telah meraih prestasi tersebut dan membanggakan diri (menyombongkan diri), itu yang menjadikan prestasi tersebut mudarat.

Kita terkadang bangga hanya dengan sekedar ucapan selamat!! Sahabat. Prestasi dunia hanya bohongan (istilahnya gitu lah).

Coba liat dah kalimat yang sangat dan begitu istimewa yang diturunkan oleh Allah sebagai kalimat penyemangat bagi hambanya :

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." (Q.S Az-Zumar:73)

Ya, inilah sedikit lampiran yang bisa saya bagikan. Ketika Allah sudah menjanjikan kepada hambanya bahwa siapa yang bertakwa maka akan mendapat suatu balasan yang sangat luar biasa istimewanya. Ya, Syurga merupakan tempat kembali orang-orang yang bertakwa dan beriman kepadanya.
Iniah prestasi yang sesungguhnya sahabat, ketika kita berprestasi dalam melakukan pendekatan kepada-Nya. Ketika kita berusaha maksimal untuk mencapai apa yang telah dijanjikan Allah kepada kita. Itulah suatu prestasi yang sesungguhnya, prestasi yang langsung diucapkan oleh Allah swt.

Bagaimana cara meraihnya?

Allah telah menjelaskannya dalam Al-Qur’an, hanya dengan berpedoman pada Al Qur’an dan As Sunnahnya lah prestasi yang sebenar-benarnya dapat kita raih. Istiah kerennya, hanya dengan bimbingan islam inilah kita dapat meraih prestasi tersebut. Teruslah menebar dan memberikan manfaat bagi orang lain. Insyaallah Allah dan Rasul-Nya senantiasa melihatmu.

Teruslah berjuang dan berprestasilah di jalan yang ini, jalan yang mungkin sebagian orang lain mengatakan kita itu menempuh jalan yang tersesat. “Tersesat di jalan yang benar.”

*erwinaallomboky
11 April 2011

Kamis, 07 April 2011

Pintu Itukah yang Harus Dilalui Setiap Insan?

Maha suci Allah yang senantiasa memberikan kenikmatan kepada kita berupa indra, baik itu indra penglihatan, perasa, peraba, penciuman dan pendengaran. Tidak terbayangkan jika salah satu nikmat tersebut diambil oleh-Nya, kita sebagai mahluk yang lemah tidak akan sanggup juga untuk menghitung berapa jumlah nikmat yang Allah berikan. Padahal nikmat yang Allah berikan di muka bumi ini adalah bagaikan setitik air. Subhanallah

Muhammad SAW, nabi terakhir kita telah berjuang untuk mengajarkan kepada kita hal yang baik, memberitahukan serta menuntun kita untuk mencari ridho Allah sehingga cita-cita kita sebagai manusia yang beriman dan bertakwa dapat diraih. Minazzulumaa tii ilannuur.
Dunia ini merupakan perhiasan yang memberikan berbagai kenikmatan, tapi cukuplah islam yang terbaik bagi kita, ketakwaan dan keimanan sebagai pegangan kita, wahai saudaraku. Allah telah berfirman dalam al qur’an bahwa sesungguhnya dunia ini adalah sebagai perhiasan dunia yang di dalamnya terdapat berbagai kemaksiatan yang mampu menyebabkan manusia mendapat petaka berupa kenikmatan dunia sesaat.

Terlepas dari itu, hidup di dunia ini penuh dengan metamorfose. Lihat saja kupu-kupu yang terlahir dari induknya dalam bentuk telur, dari telur itu menetas menjadi seekor ulat yang menempel di pepohonan, setelah jatuh tempo akhirnya ia merubah diri menjadi seekor kepompong. Akhirnya, setelah beberapa proses dari fase ke fase tersebut berubahlah sebutir telur tadi menjadi seekor kupu-kupu yang indah dipandang dan memberikan kesenangan bagi yang melihatnya.

Itulah sedikit gambaran kehidupan ini sahabat, begitu juga dengan manusia yang memiliki fase-fase kehidupan. Manusia terlahir dalam bentuk bayi setelah menjalani kehidupan di alam rahim seorang ibu selama lebih kurang 9 bulan 10 hari yang dikalkulasikan menjadi 37 minggu. Dari bayi tersebut, kita sebagai manusia akan beranjak menjadi balita yang lucu-lucunya dilihat setiap orang.
Secara tidak langsung, waktu telah berjalan dan terus berputar dimana balita tersebut lambat laun menjadi seorang anak-anak yang mulai menempuh tingkat pendidikan sejak STK sampai SMA ataupun PT. Ya, menjadi remajalah seorang bayi tersebut. Tidak cukup sampai disitu, usia remaja telah usai, dewasa menunggu hingga usia tua pun menjadi tujuan akhir dari hidup ini.

Apa yang menjadi ibtilah (pelajaran yang bisa diambil) dari gambaran di atas, apakah proses metamorfosa dari setiap fase tersebut  sahabat?
Bukan sahabat, yang perlu kita terawang lebih jauh adalah pada fase terakhir hidup ini. Ya, usia tua. Usia tua tersebut sangat rentan dengan pintu utama dari kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang kekal di alam barzah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, kurang lebih isinya begini: “bahwa di dalam hidup ini ada suatu pintu yang harus dilewati, dan pintu itu harus dilewati oleh setiap mahluk yang bernyawa. Pintu apakah itu sehingga itu wajib dilalui setiap manusia?

KEMATIAN, itulah jawabannya sahabat. Kematian tersebut terlalu rentan pada usia tua, tapi tak selamanya kematian itu terus memburu usia yang lebih tua. Kematian merupakan takdir Allah yang telah tertulis di lauhul mahfuz dulu ketika kita akan terlahir sebagai malaikat kecil di muka bumi ini. Fase tersebut merupakan pintu gerbang utama dalam menjalani kehidupan sesungguhnya, karena sesungguhnya dunia ini hanyalah halte kehidupan sebagai tempat persinggahan sementara dan kehidupan akhirat adalah sekekal-kekal tempat hidup.
Kematian tidak pernah memandang bulu, baik itu usia tua maupun usia muda, tidak pernah juga memandang tempat, di tempat yang baik maupun di tempat yang penuh keburukan. Kematian itu tidak pernah bisa dipercepat dan tidak pernah bisa diperlambat, jika sudah datang waktunya maka tidak bisa ditunda-tunda lagi walaupun dengan cara apapun. Inilah takdir Allah azza wajalla. Tidak pernah ada pertolongan untuk menghindarinya selain pertolongan Allah. Itulah bukti kekuasaan Allah SWT.

Tapi, ada satu hal yang membuat kematian itu sangat ditakuti, yaitu keadaan dimana kematian itu akan datang menjemput objek yang dituju. Keadaan dimana rasa sakit tidak pernah dirasakan dimasa hidup. Keadaan itu telah kita kenal dengan istilah “sakaratul maut”. Sakaratul maut merupakan proses pencabutan nyawa yang ada di dalam tubuh setiap insan manusia.
Pernah suatu ketika seorang sahabat berkata kepada putranya di saat menjelang kepergiannya meninggalkan dunia fana ini. Si anak bertanya, apa yang ayah rasakan saat ini? Si ayah (sahabat.red) mengatakan kepada si anak. Tidak pernah terasakan sebelumnya olehku, badanku terasa dihimpit dengan kuat, aliran nafasku bagaikan jarum yang sangat kecil sehingga aku lelah bernapas, dan tusukan yang terasa amat dahsyat mulai dari ujung kakiku hingga ujung rambutku. Itulah sakaratul maut. Tidak menjelang lama, sang sahabat tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.

Itulah sedikit gambaran ketika kita akan melalui pintu utama untuk menggapai ridho illahi. Dan yang paling penting adalah, bagaimana kesiapan kita untuk menghadapi dan memasuki pintu tersebut. Tentu hanya dengan amal dan perbuatan baiklah yang mampu meringankan kita untuk melaju memasuki pintu itu.
Teruslah berjuang sahabat dalam dakwah ini, berikan manfaat pada setiap orang, sehingga kelak kita mampu untuk tersenyum ketika kematian itu menjemput sedangkan orang lain hanya berlinang air mata menghantarkan kita sampai pintu tersebut.
Wallahua’lam bi saawwaaf..

Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Lombok Island, 21 Januari 2011
MEH*

“Marketing Dakwah”

By : Mas Reza – dirut soto Abbas – Mantan Ketum UKKI Ubaya (08563145562)
Sabtu, 15 Januari 2011 @ Teater C ITS Surabaya




Dakwah fardiah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan teori man to man, maksudnya adalah dakwah tersebut dilakukan dengan pendekatan personalia. Sehingga hasil yang dihasilkan lebih terlihat secara pribadi kita yang menjadi da’i kampus.
Melihat kondisi yang ada sekarang, orang awam cenderung memiliki pemikiran yang salah kaprah tentang dakwah ini, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor :
- Informasi kurang tersampaikan dengan jelas kepada objek dakwah.
- Tabi’at (karakter) dari seorang da’i yang tidak meyakinkan.
- Gaya komunikasi yang belum terlalu memahami strategi dakwah.
Seharusnya, seorang da’i memberikan pemikiran dan ketenangan pada objek yang dihadapi sehingga objek dakwah tidak merasa ditakuti dengan seruan yang dilakukan da’i. Apalagi pada objek dakwah yang ada di lingkungan kampus, kebanyakan dakwah yang dilakukan pada mahasiswa yang mempunyai tsaqofah (bekal/pengetahuan) agama yang masih kurang cenderung lebih takut dengan dakwah. Mereka mengira dakwah cenderung ke arah jihad yang mengebom dan tindakan anarkis lainnya.

Adapun type kelompok basis objek dakwah adalah sbb:
- Oportunitas pragmatis
- Hanif
- Ideologi kiri
- Ideologi kanan
- Rasionalis islam
- Emosional islam
- Antipati

Dalam dakwah kampus, seorang da’i dituntut mempunyai ide-ide kreatif dalam berdakwah, memperkenalkan diri dengan baik pada objek dakwah.
Dalam diri da’i juga perlu ditanamkan akhlaq yang baik sebagai suatu buah dari dakwah itu sendiri, seperti dianalogikan bahwa seorang da’i tersebut adalah sebatang pohon.
- Akarnya merupakan penguat utama yang tertancap ke dalam bumi menggambarkan penguatan terhadap aqidah islam.
- Batang merupakan pengokoh dari pohon tersebut yang menggambarkan ibadah utama yang dilakukan kepada Allah SWT.
- Buah merupakan hal yang dihasilkan oleh pohon tersebut yang menggambarkan akhlak yang ditunjukkan adalah akhlak yang baik dan mulia dan ini yang utama bagi seorang da’i.
Seperti pada kisah seorang sahabat yang bernama Hasan Al Basyir yang ceritanya pernah tinggal satu atap dengan seorang non-muslim. Dia tinggal berbeda lantai selama 30 tahun dan selama ini pula dia mendapatkan perlakuan yang tidak sewajarnya. Setiap hari rumahnya Hasan Al Basyir dijatuhi tetesan air dari kamar mandi si NM tersebut. Pada tahun ke 30, karena merasa sudah tidak bisa dibiarkan lagi sahabat tersebut memberanikan diri untuk memohon izin memperbaiki kamar mandi si NM tersebut.
Subhanallah, dengan melihat apa yang telah dilakukan Hasan Al Basyir tersebut, si NM kemudian inilah islam yang sebenarnya, kemudian memutuskan untuk masuk islam.
Kisah kedua datang dari nabi Muhammad SAW yang selalu diludahi oleh seorang kakek tua Yahudi setiap mendengar namanya. Setiap kali ia mendengar nama Muhammad SAW maka ia akan mencaci dan meludah.

Namun, apa yang diperbuat nabi Muhammad? Ia tidak menghiraukan perkataan kakek tersebut, sebaliknya ia selalu menyuapi sang kakek Yahudi tersebut setiap kali ia makan. Dan pada akhirnya, ketika nabi Muhammad SAW wafat, si istri Aisyah berkata pada Abu Bakar, “ada satu hal yang tidak pernah Muhammad tinggalkan ketika hidup, menyuapi kakek yahudi yang selalu mencercanya.” Kemudian Abu Bakar berinisiatif untuk menyuapi si kakek tersebut. Ketika menyuapi si kakek, kakek langsung meludah dan mengatakan kamu bukan orang yang selalu menyuapi aku, orang yang menyuapi aku tidak seperti ini, dia selalu mengunyahnya dulu kemudian memberikannya kepadaku. Abu Bakar pun memberitahukan bahwa orang yang selalu menyupimu kini sudah wafat, si kakek pun kaget. Dan tahukah kamu siapa orang itu? Dialah Muahammad SAW yang selalu kau cerca dan ludahi setiap kali kau mendengar namanya. Dengan merasa penuh bersalah, sang kakek Yahudi yang buta tersebut meminta maaf dan menjadi mu’allaf.
Jadi, inti dari kedua cerita di atas adalah sama seperti pada materi pertama tentang Bermujahadah dalam Dakwah, yaitu dibutuhkan suatu kesabaran dalam dakwah ini.

Ada empat hal yang harus diperhatikan oleh seorang da’i, terutama mereka yang objek dakwahnya adalah kampus, yaitu :
- Usia muda untuk?
- Organ tubuh ini untuk?
- Ilmu ini untuk?
- Di mana ilmu itu didapat dan untuk apa?
Batasaan dakwah itu sendiri tidak memiliki batasan, batasannya adalah ketika umur hidup ini telah dibatasi.
Akhlaq itu sifatnya universal, tidak ada jaminan bahwa akhlaq orang muslim lebih  baik dibanding seorang yang non muslim. Seperti kisah seorang ulama yang menceritakan dirinya ketika berkunjung ke suatu negeri, padahal negeri tersebut tidak merupakan negeri yang tidak didomisili oleh orang-orang muslim. Namun, ia melihat ada hal lain yang istimewa di negeri tersebut, ia melihat adanya islam. Tetapi sebaliknya ketika ia berkunjung ke suatu negeri yang cenderung dihuni oleh orang-orang muslim, ia tidak melihat adanya islam. Ya, itulah akhlaq.

Dalam dakwah kampus, seharusnya da’i tersebut membawa diri secara santai dan enjoy saja tetapi tidak meninggalkan dan melupakan hal utama bagi seorang da’i, yaitu akhlaq.
Di bawah ini adalah kelompok objek dakwah yang harus didakwahi :
- Objek dakwah yang hanif
- Orang yang malu bermaksiat
- Orang yang tidak malu-malu bermaksiat
Caranya adalah :
- Temukan kunci hatinya
- Temukan spesialisasinya
- Sentuh pemimpinnya (komunal-heterogen)

Satu hal yang harus diperhatikan dan diingat oleh seorang da’i :
Jangan pernah menganggap seorang da’i tidak pernah melakukan suatu kemaksiatan, itu salah. Setiap detik, menit, ketika seorang akitvis tidak mempunyai amanah maka menganggurnya adalah kemaksiatan karena cenderung mempunyai potensi untuk berbuat maksiat.

“Mujahadah dakam Dakwah”

By : Eko Santoso – TPKI
Sabtu, 15 Januari 2011 @ Teater C ITS Surabaya

Dalam bahasa arab, muhajadah berasal dari kata mujahid yang artinya pejuang. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dalam surat al-ankabut ayat 69 yang artinya : “Dan orang – orang yang berjihad sungguh-sungguh di jalan kami, maka sungguh kami akan tunjukkan jalan-jalan kami.”
Sedangkan kata dakwah berasal dari kata da’a yang artinya menyeru, yaitu menyeru dalam melakukan kebaikan dan sesuai syar’i.

Kenapa harus berdakwah? Ya, dakwah itu merupakan penopang islam yaitu regenerasi pejuang islam terdahulu (penerus para nabi).

Adapun dakwah itu sendiri mempunyai keutamaan, keutamaan tersebut adalah :
- Dakwah – sebagai kenikmatan yang sangat besar
Sebagaimana dalam surat ke 49 (Al Hujurat) ayat 17 telah disebutkan bahwa seorang da’i telah turut menyebarkan kenikmatan berupa keimanan dalam islam dan hal tersebut merupakan tugas yang mulia.
- Dakwah – sebagai amalan yang terbaik
Dakwah merupakan amal yang terbaik karena senantiasa mengajak dan menyeru orang untuk berbuat baik. Ini telah dijelaskan dalam surat ke 41 (As Sajadah) ayat 33 yang artinya :

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah SWT,    mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”?.

- Dakwah – Tugas Pokok Rasul
Selain sebagai suatu kenikmatan yang sangat besar dan amalan yang terbaik, dakwah juga merupakan risalah para rasul untuk penerusnya, yaitu para da‘i. Dan hal tersebut merupakan tugas utama dari seorang rasul, sebagaimana dalam surat ke 21 (Al Anbiya) ayat 25 berbunyi : Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya, “bahwasanya tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”
Muhammad hanya diamanahkan untuk menyeru kepada manusia bahwa tiada tuhan selain Allah. Jika kita turut serta dalam dakwah ini, maka kita sudah terlibat dalam meneruskan risalah rasul
Hal di bawah ini adalah yang harus ada dalam benak da’i, yaitu mengajak orang kembali ke jalan islam.“jadilah kalian menadi orang-orang rabbani, mempelajari al qur’an dan mentadabburi/mentelaahnya....”
Dari waktu ke waktu, di mana saja berada, kehidupan seorang da’i itu terus rabbani. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan hidup yang berkah dengan mengajak para manusia lainnya untuk senantiasa beriman dan bertakwa. Karena Allah telah berjanji dalam kitab-Nya, bahwasanya Ia akan membukakan pintu rezeki dari langit dan bumi jika penduduk suatu negeri senantiasa beriman dan bertakwa.

Selain itu, Allah telah menjelaskan dalam surat ke 6 ayat ke 16 bahwa seseorang yang menatangkan kebaikan terhadap orang lain maka ia juga akan mendapatkan kebaikan tersebut yang sejenisnya.
Yang harus dipahami adalah, jadikan dakwah sebagai motivator dalam diri kita.
Adapun tahapan dakwah itu ada 4:
Tahap pertama (tahap ta’lim)
merupakan tahap dasar sebagai pemula dalam mendekati objek dakwah, biasanya tahap ini adalah proses pemberitahuan tentang kebaikan pada umumnya.
Tahap kedua (tahap tablig)
Merupakan tahap pembentukan dari objek dakwah, dengan mengasah pengetahuan yang telah diberikan pada tahap pertama di atas (membentuk konsep pemikiran menjadi aktivitas yang dinamis)
Tahap ketiga (tahap ta’zim)
Merupakan tahapan yang memberikan pengarahan dalam pengorganisir, maksudnya adalah memberikan pengetahuan tentang managemen koordinasi kepada objek dakwah.
Tahap keempat
Merupakan tahapan yang memberikan motivasi dan semangat kepada objek dakwah untuk terus berjuang dalam dakwah ini.
Keistiqomahan dalam dakwah juga perlu diperhatikan, sebagaimana bekal apa yang harus diperhatikan oleh para da’i, yaitu:
Bekal dakwah : bekal ruhiyah dan bekal ilmu

Managemen dakwah : memanage amanah dakwah agar tidak terembankan pada satu orang semata.
Ingat : perbedaan itu adalah hal yang lazim, jadi tidak mungkin untuk disatukan, tapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana untuk belajar menghargai dan menghormati terhadap pemahaman itu, tidak untuk saling menjelekkan dan menjatuhkan.
Dakwah itu membutuhkan “Kesabaran”


semoga bermanfaat.

Rokok, Begitu Pentingkah?

Ketika itu, seperti biasanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup terutama dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, saya menghampiri warung yang biasanya tempat makan yang paling mantab di kampus perjuangan. Ya, makan merupakan kebutuhan utama tubuh entah itu makanan jasmani maupun rohani, terlebih bagi mahasiswa yang kerjaan utamanya adalah belajar, itu tentu akan sangat menunjang aktivitas setiap harinya. Bagi sebagian mahasiswa, hal ini menjadi pilihan utama untuk menghilangkan rasa lapar, namun di lain sisi ada juga mahasiswa menjadikan makan adalah bertujuan menghilangkan stress (ko bisa ya??).
Namun, ketika saya masuk ke warung tersebut, saya memilih untuk duduk dengan beberapa mahasiswa yang beda jurusan. Apa yang terjadi kawan?
Dari percakapan singkat beberapa mahasiswa tersebut, sempat membuat saya tertegun mendengarnya. Salah satu dari mereka mengatakan “saya mending kehilangan korek, dibanding kehilangan rokok.” Ada yang tahu kawan alasan si Fulan tersebut mengatakan hal itu?
 
Ya, kalau kehilangan rokok masih memberikan kesempatan untuk merokok karena rokok biasanya diberikan teman sedangkan kalau kehilangan korek walaupun punya sebatang rokok belum tentu bisa merokok.
Paradigma tentang pentingnya merokok bagi sebagian kalangan sudah mengakar bagi para pencandu rokok tersebut. Entah apa yang menjadi alasan utama untuk menghisap rokok tersebut? Sebagian mahasiswa mengatakan bahwa dengan merokok dapat menghilangkan rasa stress, merokok membuat orang akan merasa lebih jantan (terutama yang cowok), kalau ga ngerokok, banci. Apa iya ya? Kok bisa? Tentu, bagi sebagian orang awam rokok akan mengatakan hal tersebut tidak penting.

Tapi, apakah tidak pernah terpikirkan di benak hati mereka betapa rokok sudah banyak merenggut nyawa orang. Padahal sudah jelas tercantum di bungkus rokok tersebut tentang bahaya merokok. Tapi anehnya lagi, meskipun sudah tercantum di bungkusnya, jutaan orang bahkan puluhan juta sudah mengkonsumsinya setiap hari hingga melebihi ambang batas yang sewajarnya (maksudnya, terkadang orang setiap hari satu bungkus hingga dua bungkus rokok habis terhisap). Hal tersebut dikarenakan adanya unsur nikotin yang membuat seseorang akan merasa kecanduan ketika sudah menjadi konsumen primer.
Yang paling penting kita tau sahabat, ternyata rokok tersebut tidak hanya akan berdampak bagi para perokok aktif saja. Tidak sedikit korban dari rokok tersebut adalah perokok pasif, artinya ada juga bahaya bagi mereka yang tidak merokok. Hal tersebut dikarenakan asap rokok yang terhirup secara tidak sengaja oleh perokok pasif tersebut. Beberapa efek yang ditimbulkan ketika perokok pasif menghirup asap rokok adalah:

Meningkatkan resiko kanker paru-paru maupun jantung, radang paru-paru dan brokitis, sakit atau pedih mata, sering bersin dan batuk-batuk, sakit kerongkongan dan batuk-batuk hingga menyebabkan kematian.
Ada seorang sahabat kecil dulu yang sampai sekarang asih alergi sama rokok hingga sempat terbaca oleh saya ketika dia mengupdate status di FB, "Asap rokok lebih membahayakan prokok pasif daripada perokok aktif, salah satuya karena ASAP rokok 10x lebih besar daripada zat terkandung dalam rokok.. soo.. pikirkan lagi,, secara tidak langsung para perokok membahayakan orang-orang di sekelilig mereka.."
Kembali ke percakapan di atas tentang mereka yang memilih kehilangan rokok dibading kehilangan korek. Sangat disayangkan, kenapa mereka tidak pernah memikirkan bagaimana kaau mereka kehilangan nyawa?
Apakah mereka sudah merasa siap untuk menghadap-Nya?
wWallahu'alam bi sawwaf..

MEH, castilo

Urban Sprawl di Surabaya

Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan diproyeksikan akan terus meningkat setiap tahunnya. Surabaya sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta saat ini telah mengalami permasalahan tersebut. Terlihat dengan semakin meningkatnya  jumlah lahan yang tersedia dialihfungsikan sebagai tempat perumahan bagi warga kota Surabaya. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya ini pada umumnya dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya adalah urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota), fertilisasi (kelahiran) semakin meningkat dan mortalitas (kematian) yang cenderung menurun.

Dari ketiga faktor di atas, perpindahan penduduk merupakan faktor yang memberikan andil besar dalam peningkatan jumlah penduduk di Surabaya. Hal tersebut dikarenakan Surabaya menjadi kiblat utama Jawa Timur yang dijadikan pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, perindustrian dan kegiatan lainnya yang menunjang perkembangan sebuah kota. Dengan berbagai hal tersebut, secara tidak langsung akan memberikan efek pada ketertarikan warga luar Kota Surabaya untuk datang menjadi pekerja di Surabaya, secara umumnya.

Perpindahan penduduk dari luar kota Surabaya dimaksudkan sebagai pendatang baru yang bertujuan untuk mencari kerja dan menetap di Surabaya. Hal ini secara signifikan mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk kota tiap tahunnya semakin meningkat. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah presentase pertumbuhan penduduk rata-rata adala 1,2%. Hal inilah yang sering disebut sebagai fenomena kependudukan urbanisasi.

Faktor kedua yang menjadi permasalahan adalah tingkat kelahiran yang tinggi diakibatkan kurang terkedalinya program KB (Keluarga Berencana) sehingga penduduk perkotaan terutama di Surabaya semakin mengalami peningkatan. Bisa dilihat pada tahun 2008 jumlah penduduk di Surabaya sebanyak 2.866.841 orang. (sumber : Resume Profil Kesehatan Kota Surabaya tahun 2008)

Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebanyak 1,2% akan berpengaruh terhadap keperluan perumahan yang sangat besar. kebutuhan jumlah rumah yang besar tentu akan berimplikasi pada penggunaan lahan kosong yang seharunya dimanfaatkan sebagai paru-paru kota seperti RTH (Ruang Terbuka Hijau). Di sisi lain, ketersediaan lahan di Kota Surabaya cenderung tetap dan terbatas, sehingga alternatif yang dijadikan dalam pengadaan perumahan baru adalah mengkonversi lahan baru pada daerah pinggiran kota. Konversi lahan tersebut dikenal dengan istilah urban sprawl. Urban sprawl mendorong konversi lahan pinggiran perkotaan menjadi peruntukan lahan dengan fungsi perkotaan.  (Northam dalam Firman, 1997)

Oleh karen itu, dengan melihat fenomena permasalahan penduduk yang berdampak pada konversi lahan kosong (RTH) yang seharusnya dijadikan paru-paru kota, perlu pengendalian penduduk dengan penyebaran penduduk secara merata. Selain itu penyebaran penduduk dan aktifitasnya disesuaikan dengan daya tampung dan daya dukung ruang pada setiap bagian wilayah kota yang ada di Surabaya ini. Dengan pengendalian konversi lahan RTH sebagai identitas kota Surabaya, maka Surabaya berwarna bunga kedepannya akan dapat terealisasi.

M. Erwin Hidayat, mahasiswa jurusan Teknik Planologi ITS
castilo 16.51

“Untuk Apakah Kita Hidup?”

Ya, sahabat..
Marilah senantiasa kita terus mengajak saudara kita untuk terus bertakwa, karena sesungguhnya takwa itu sebenarnya bekal untuk nanti.
Ya, seperti kalimat di awal di atas, untuk apakah kita hidup?
Bingung? Ya, mungkin ini adalah jawaban utama ketika dihadapkan pertanyaan tersebut..
Jawabannya adalah ada pada salah satu ayat al-Qur’an yang artinya “Tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah”. Kurang lebih artinya seperti tersebut. Apa maksud dibalik ayat tersebut?

Gerak gerik kita yang disertai detak jantung yang terus memompa oksigen di dalam tubuh kita semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti apa yang telah dikatakan imam syafi’I bahwa setiap melakukan suatu kegiatan baik yang disengaja hanyalah untuk mencari ridho Allah SWT.
Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah adanya unsur ibadah tersebut yang tentunya sama-sama harus kita ketahui sahabat. Apa itu?? Ya ikuti terus tulisan ini.

Niat, itulah unsur terpenting dalam berbuat sesuatu yang berupa amalan.
Coba kita lihat hadist pertama dalam hadist arba’in tentang niat (silahkan ambil hadistnya, kalau yang belum punya, bisa dibeli, kalau ga salah murah).
Dalam hadist tersebut dapat diambil beberapa poin penting, yaitu :
- Sesungguhnya setiap amalan itu selalu dibarengi dengan niat
- Setiap manusia akan mendapat balasan terhadap apa yang telah diniatkan dalam melakukan sesuatu, seperti pada contoh di ayat tersebut yang menyebutkan bahwa jika berhijrah kepada Allah dan Rasulnya, maka akan didapat apa yang telah diniatkan tersebut sedangkan jika berhijrah karena sesuatu selain Allah, maka ia akan mendapatkan apa yang diniatkan tersebut juga.

Namun, yang menjadi masalah sekarang adalah kalimat awal dari hadist tersebut adalah sering disalahartikan. Seperti contoh, dalam melakukan hal baik otomatis niatnya juga baik. Tidak selamanya apa yang telah diperbuat tersebut akan searah dengan niatannya, bisa saja apa yang dilakukan tersebut kelihatan ikhlas namun dibaliknya itu ??? (penuh tanda tanya)
Terkadang niat dan amal satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus sejalan karena amal perbuatan itu harus disengaja dengan niat dan berujung untuk mencari ridho Allah SWT.

Sedikit panduan Rasulullah dalam menghindari niat yang salah dalam meniatkan sesuatu.
1.       Tangan di atas lebih berat baik dibanding tangan di bawah
Maksudnya di sini adalah, sebelum melakukan sesuatu pikirkan terlebih dahulu apa yang akan kita berikan dan jangan berharap apa yang akan kita dapatkan.
2.       Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain
Maksudnya adalah dalam berbuat sesuatu seharusnya mempunyai manfaat bagi orang lain.
Terlebih kita sebagai para penuntut ilmu, sahabat. Mari kita senantiasa memperbaiki niat kita dalam menuntut ilmu. Karena menurut Abu La’its mengatakan bahwa mayoritas orang yang mencari ilmu adalah hal yang sangat baik, namun ilmu itu akan menjadi sumber celaka jika niat kita salah. Seperti apa dampaknya (tujuan karena mempunyai ilmu), ya ini dampaknya :
-          Untuk menyaingi ahli ilmu
-          Untuk pintar debat dengan ilmu
-          Untuk meningkatkan status social
-          Untuk melimpahkan status kekayaan

Jika empat hal di atas sering menghantui kita, maka akan berdampak pada manfaat ilmu akan berhenti dengan sendirinya. Karena keberkahan ilmu tersebut tidak didapatkan. Oleh karena itu, cepatlah dalam memperbaiki niat (imam syafi’i) kita semua sahabat.
Semoga catatan ini bermanfaat bagi kita semua.
Oleh :

MEH, Castilo.
Dikutip dari khutbah jum’at Masjid Manarul Ilmi ITS pada Jum’at, 31 Desember 2010.

Dewasa adalah Sebuah Pilihan

Ya, itulah seuntai kalimat yang tepat untuk kita sobat
Detik berganti detik
Menit berganti menit
Jam berganti jam
Bulan berganti bulan
Hingga..
Tahun berganti tahun
Kita rasakan setiap detak jantung kita
Hingga kita tidak merasakan bahwa kita telah mengalami metamorfosa kehidupan baik jasmani maupun rohani kita
Dulunya kita terlahir ke dunia yang penuh perhiasan ini dengan menjadi sosok seorang bayi mungil yang amat disegani oleh setiap orang yang melihat dan memandang kita..
Kini bayi kecil itu telah beralih ke fase selanjutnya..
Ya,, tanpa kita sadari sekarang..kita telah menjadi seorang yang berbeda dengan kondisi waktu bayi kecil..
Perbedaan yang mencolok adalah jasmani dan rohani kita terutama.
.
Tapi,,
Apakah hanya sekedar itu sobat..
Ternyata itu tidak cukup..//
Banyak sahabat-sahabat kita yang telah mengalami metamorfosa seperti itu namun apa yang terjadi?
Tidak selamanya factor yang dua tadi memberikan kesan terbaik
Jadi, apa sebenarnya yang dibutuhkan??
Sobat..
Dewasa adalah suatu pilihan buat kita..
Ya..
Ketika kita merasakan betapa pentingnya suatu kedewasaan..
Yaitu mempunya kesadaran tinggi terhadap apa yang kita miliki sekarang
Pemikiran yang realistis dan rasional
Tindakan yang menjadi teladan bagi sahabat lainnya
Itu patutlah kita syukuri sobat
Kita tak pantas untuk berbuat sombong..
Harus disadari bahwa kita hanya seorang yang lemah dan tidak punya apa-apa
Kepunyaanlah semua yang ada di langit dan di bumi..
Hanya sikap kedewasaan yang patut kita syukuri sobat
Mungkin jasmani kita kecil
Tapi ingatlah..
Kedewasaan itu tidak dilihat karena fisiknya
Tapi karena pemikiran dan keteladanannya
Ya..
Itulah pentingnya KEDEWASAAN sobat..

Sukses selalu
MEH
(terinspirasi dari taujih ketika Syuro’ MUI)