Kamis, 07 April 2011

Rokok, Begitu Pentingkah?

Ketika itu, seperti biasanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup terutama dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, saya menghampiri warung yang biasanya tempat makan yang paling mantab di kampus perjuangan. Ya, makan merupakan kebutuhan utama tubuh entah itu makanan jasmani maupun rohani, terlebih bagi mahasiswa yang kerjaan utamanya adalah belajar, itu tentu akan sangat menunjang aktivitas setiap harinya. Bagi sebagian mahasiswa, hal ini menjadi pilihan utama untuk menghilangkan rasa lapar, namun di lain sisi ada juga mahasiswa menjadikan makan adalah bertujuan menghilangkan stress (ko bisa ya??).
Namun, ketika saya masuk ke warung tersebut, saya memilih untuk duduk dengan beberapa mahasiswa yang beda jurusan. Apa yang terjadi kawan?
Dari percakapan singkat beberapa mahasiswa tersebut, sempat membuat saya tertegun mendengarnya. Salah satu dari mereka mengatakan “saya mending kehilangan korek, dibanding kehilangan rokok.” Ada yang tahu kawan alasan si Fulan tersebut mengatakan hal itu?
 
Ya, kalau kehilangan rokok masih memberikan kesempatan untuk merokok karena rokok biasanya diberikan teman sedangkan kalau kehilangan korek walaupun punya sebatang rokok belum tentu bisa merokok.
Paradigma tentang pentingnya merokok bagi sebagian kalangan sudah mengakar bagi para pencandu rokok tersebut. Entah apa yang menjadi alasan utama untuk menghisap rokok tersebut? Sebagian mahasiswa mengatakan bahwa dengan merokok dapat menghilangkan rasa stress, merokok membuat orang akan merasa lebih jantan (terutama yang cowok), kalau ga ngerokok, banci. Apa iya ya? Kok bisa? Tentu, bagi sebagian orang awam rokok akan mengatakan hal tersebut tidak penting.

Tapi, apakah tidak pernah terpikirkan di benak hati mereka betapa rokok sudah banyak merenggut nyawa orang. Padahal sudah jelas tercantum di bungkus rokok tersebut tentang bahaya merokok. Tapi anehnya lagi, meskipun sudah tercantum di bungkusnya, jutaan orang bahkan puluhan juta sudah mengkonsumsinya setiap hari hingga melebihi ambang batas yang sewajarnya (maksudnya, terkadang orang setiap hari satu bungkus hingga dua bungkus rokok habis terhisap). Hal tersebut dikarenakan adanya unsur nikotin yang membuat seseorang akan merasa kecanduan ketika sudah menjadi konsumen primer.
Yang paling penting kita tau sahabat, ternyata rokok tersebut tidak hanya akan berdampak bagi para perokok aktif saja. Tidak sedikit korban dari rokok tersebut adalah perokok pasif, artinya ada juga bahaya bagi mereka yang tidak merokok. Hal tersebut dikarenakan asap rokok yang terhirup secara tidak sengaja oleh perokok pasif tersebut. Beberapa efek yang ditimbulkan ketika perokok pasif menghirup asap rokok adalah:

Meningkatkan resiko kanker paru-paru maupun jantung, radang paru-paru dan brokitis, sakit atau pedih mata, sering bersin dan batuk-batuk, sakit kerongkongan dan batuk-batuk hingga menyebabkan kematian.
Ada seorang sahabat kecil dulu yang sampai sekarang asih alergi sama rokok hingga sempat terbaca oleh saya ketika dia mengupdate status di FB, "Asap rokok lebih membahayakan prokok pasif daripada perokok aktif, salah satuya karena ASAP rokok 10x lebih besar daripada zat terkandung dalam rokok.. soo.. pikirkan lagi,, secara tidak langsung para perokok membahayakan orang-orang di sekelilig mereka.."
Kembali ke percakapan di atas tentang mereka yang memilih kehilangan rokok dibading kehilangan korek. Sangat disayangkan, kenapa mereka tidak pernah memikirkan bagaimana kaau mereka kehilangan nyawa?
Apakah mereka sudah merasa siap untuk menghadap-Nya?
wWallahu'alam bi sawwaf..

MEH, castilo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar