Kamis, 07 April 2011

“Untuk Apakah Kita Hidup?”

Ya, sahabat..
Marilah senantiasa kita terus mengajak saudara kita untuk terus bertakwa, karena sesungguhnya takwa itu sebenarnya bekal untuk nanti.
Ya, seperti kalimat di awal di atas, untuk apakah kita hidup?
Bingung? Ya, mungkin ini adalah jawaban utama ketika dihadapkan pertanyaan tersebut..
Jawabannya adalah ada pada salah satu ayat al-Qur’an yang artinya “Tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah”. Kurang lebih artinya seperti tersebut. Apa maksud dibalik ayat tersebut?

Gerak gerik kita yang disertai detak jantung yang terus memompa oksigen di dalam tubuh kita semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti apa yang telah dikatakan imam syafi’I bahwa setiap melakukan suatu kegiatan baik yang disengaja hanyalah untuk mencari ridho Allah SWT.
Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah adanya unsur ibadah tersebut yang tentunya sama-sama harus kita ketahui sahabat. Apa itu?? Ya ikuti terus tulisan ini.

Niat, itulah unsur terpenting dalam berbuat sesuatu yang berupa amalan.
Coba kita lihat hadist pertama dalam hadist arba’in tentang niat (silahkan ambil hadistnya, kalau yang belum punya, bisa dibeli, kalau ga salah murah).
Dalam hadist tersebut dapat diambil beberapa poin penting, yaitu :
- Sesungguhnya setiap amalan itu selalu dibarengi dengan niat
- Setiap manusia akan mendapat balasan terhadap apa yang telah diniatkan dalam melakukan sesuatu, seperti pada contoh di ayat tersebut yang menyebutkan bahwa jika berhijrah kepada Allah dan Rasulnya, maka akan didapat apa yang telah diniatkan tersebut sedangkan jika berhijrah karena sesuatu selain Allah, maka ia akan mendapatkan apa yang diniatkan tersebut juga.

Namun, yang menjadi masalah sekarang adalah kalimat awal dari hadist tersebut adalah sering disalahartikan. Seperti contoh, dalam melakukan hal baik otomatis niatnya juga baik. Tidak selamanya apa yang telah diperbuat tersebut akan searah dengan niatannya, bisa saja apa yang dilakukan tersebut kelihatan ikhlas namun dibaliknya itu ??? (penuh tanda tanya)
Terkadang niat dan amal satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus sejalan karena amal perbuatan itu harus disengaja dengan niat dan berujung untuk mencari ridho Allah SWT.

Sedikit panduan Rasulullah dalam menghindari niat yang salah dalam meniatkan sesuatu.
1.       Tangan di atas lebih berat baik dibanding tangan di bawah
Maksudnya di sini adalah, sebelum melakukan sesuatu pikirkan terlebih dahulu apa yang akan kita berikan dan jangan berharap apa yang akan kita dapatkan.
2.       Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain
Maksudnya adalah dalam berbuat sesuatu seharusnya mempunyai manfaat bagi orang lain.
Terlebih kita sebagai para penuntut ilmu, sahabat. Mari kita senantiasa memperbaiki niat kita dalam menuntut ilmu. Karena menurut Abu La’its mengatakan bahwa mayoritas orang yang mencari ilmu adalah hal yang sangat baik, namun ilmu itu akan menjadi sumber celaka jika niat kita salah. Seperti apa dampaknya (tujuan karena mempunyai ilmu), ya ini dampaknya :
-          Untuk menyaingi ahli ilmu
-          Untuk pintar debat dengan ilmu
-          Untuk meningkatkan status social
-          Untuk melimpahkan status kekayaan

Jika empat hal di atas sering menghantui kita, maka akan berdampak pada manfaat ilmu akan berhenti dengan sendirinya. Karena keberkahan ilmu tersebut tidak didapatkan. Oleh karena itu, cepatlah dalam memperbaiki niat (imam syafi’i) kita semua sahabat.
Semoga catatan ini bermanfaat bagi kita semua.
Oleh :

MEH, Castilo.
Dikutip dari khutbah jum’at Masjid Manarul Ilmi ITS pada Jum’at, 31 Desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar