Sabtu, 07 Januari 2012

“Mandalika Resort” Terkendala Dana Permulaan


Pembangunan merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan dalam memajukan predikat bangsa, terutama pembangunan yang mampu memberikan keuntungan bagi bangsa. Pembangunan tersebut juga harus mempunyai kesetaraan antara satu daerah dengan yang lainnya, misalnya pembangunan di Jawa harus diupayakan sama dengan pembangunan di daerah timur. Kenapa? Karena ketika pembangunan di semua wilayah negara ini tergolong sudah merata, maka predikat sebagai negara maju tidak sulit untuk direalisasikan karena sudah mempunyai pembangunan yang merata, terlebih wilayah Indonesia yang begitu luasnya.

Salah satu daerah yang saat ini sedang gencar melakukan pembangunan adalah NTB, terutama Lombok sebagai pulau yang menjadi puast pemerintahan. Pemerintah mempunyai program untuk membangun NTB yang lebih maju terutama dalam bidang pariwisatanya karena melihat potensi pariwisata Lombok-Sumbawa yang begitu potensial untuk dikembangkan. Program tersebut dinamakan dengan VLS (Visit Lombok Sumbawa) yang diharapkan dapat terealisasi tahun 2012 ini.


Sebagai upaya untuk mendukung program tersebut, pemerintah daerah dan pemerintah pusat sudah menyetujui adanya pembangunan Mandalika Resort sebagai pendukung kegiatan pariwisata yang ada di Lombok. Pembangunan Mandalika Resort berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lombok, yaitu di Pantai Kuta, Lombok Tengah dan diharapkan dapat menghidupkan sektor pariwisata ang ada di kawasan tersebut. Mandalika Resort tersebut untuk menunjang keberadaan Pantai Kuta dan Tanjung Aan yang berada di kawasan tersebut, selain Pantai Senggigi dan 3 Gili (Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan) yang menjadi ikon wisata Lombok.

Kawasan Mandalika Resort tersebut diperkirakan memerlukan lahan seluas 1.175 Ha untuk dijadikan ikon pariwisata nasioal bahkan internasional di waktu yang akan datang. Mandalika Resort ini merupakan suatu kawasan tempat wisata yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pelengkap seperti hotel, restaurant, villa, theme park atau taman hiburan yang terintegrasi seperti Disneyland, underwater park (taman bawah air) dan techno park. Selain itu juga, rencana pembangunan Mandalika Resort ini akan dilengkapi dengan adanya sirkuit balap F1 (Formula One). Bisa dikatakan bahwa Mandalika Resort tersebut sama dengan Nusa Dua yang ada di Bali Selatan.

Pembangunan ikon wisata nasional tersebut tentu akan membutuhkan dana yang tidak sedikit dengan melihat banyaknya wahana wisata yang akan dibangun. Diperlukan dana setidaknya Rp 27 triliun untuk mengembangkan kawasan wisata terintegrasi tersebut. Maka perlu untuk mendapatkan sumber dana yang bisa memberikan kemudahan dalam pembangunan tersebut.

Rencana pembangunan Mandalika Resort tersebut telah dilakukan kerjasama dengan perusahaan BUMN milik pemerintah yang membangun Nusa Dua Bali, yaitu PT BTDC (Bali Tourism Development Coorporation) atau PT Pengembangan Pariwisata Bali. Melihat pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan BUMN tersebut yang tergolong berhasil, maka pemerintah mengharapkan pembangunan Mandalika Resort tersebut dikerjakan oleh perusahaan tersebut.

Namun, pada pembangunan tersebut, terdapat kendala awal yang dapat memperlambat realisasi pembangunan tersebut yaitu adanya kendala biaya permulaan sebesar Rp 500 Miliar. Berbeda dengan pembangunan Nusa Dua Bali yang dapat bantuan dana dari bank dunia, sedangkan untuk Mandalika Resort ini BTDC berusaha akan menggunakan dana internal perseroan.

Adapun sumber pembiayaan pembangunan Mandalika Resort tersebut sudah disepakai bersumber dari beberapa badan usaha ataupun milik negara, diantaranya adalah BUMN (dianggarkan sebanyak 2,2 triliun), Pemprov, Pemda, Global Land Development (MNC group), dan BTDC Canvas Development (Rajawali Group). Namun, beberapa sumber pembiayaan tersebut akan mudah didapat ketika ada pembangunan awal di kawasan Kuta tersebut, terutama masalah infrastruktur. Kendati demikian, di kanan kiri jalan sebenarnya sudah banyak berdiri tempat penginapan, warung makan atau kafe kecil, pelayanan perjalanan.

Adanya permasalahan pada dana permulaan tersebut membuat pemerintah dan semua kalangan yang turut akan membangun Mandalika Resort tersebut untuk mencari dana untuk pembangunan awal. Sehingga perlu adanya upaya yang dilakukan untuk menutup kebutuhan dana permulaan tersebut. Karena tentu tidak mudah mendapatkan dana yang lumayan besar nominalnya, yaitu Rp 500 miliar.

Dari permasalahan di atas, maka ada beberapa strategi yang harus dilakukan pihak pengembang Mandalika Resort, yaitu diantaranya mencari sumber dana konvensional lainnya. Sumber dana konvensional yang mungkin bisa dilakukan adalah pertama yaitu obligasi. Obligasi di sini maksudnya adalah usaha pemda Loteng untuk mencari pinjaman dana. Obligasi disini dilakukan karena obligasi memiliki bunga yang relatif rendah, sehingga kemungkinan untuk pengembalian dananya relatif lebih murah dibanding peminjaman lainnya.

Kedua yaitu dengan sindikasi perbankan berbasis syariah. Pinjaman ini dilakukan pada pihak bank yang dimana pada dasarnya bank tersebut tidak mengenal adanya bunga pinjaman sehingga dana yang dipinjam sama nominalnya dengan dana yang dikembalikan. Sindikasi perbankan berbasis syariah ini bisa juga menjadi pilihan utama untuk mencari dana, karena tidak adanya bunga pinjaman, sehingga tidak ada bunga yang akan menjadi tambahan pengeluaran dalam pengembalian pinjamannya.

Ketiga yaitu dengan menarik minat investor dalam pembangunan tersebut. Investor sangat dibutuhkan karena melihat pembangunan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tapi, yang perlu dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk tim promosi pembangunan Mandalika Resort yang bertugas untuk mempromosikan pembangunan tersebut sehingga dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi di Mandalika Resort tersebut.

Dengan adanya beberapa strategi dan upaya tersebut, maka tentu akan lebih mempermudah untuk mendapatkan dana permulaan tersebut, sehingga pembangunan Mandalika Resort ala Lombok tersebut akan segera terealisasi.

2 komentar:

  1. melihat potensi yang ada saya tertarik untuk berkunjung kesana, semoga realisasi-nya dapat berjalan dengan cepat

    BalasHapus
  2. Dalam pembiayaannya apakah tidak ada peran serta masyarakat? Jika tidak ada, ditakutkan nantinya masyarakat yang ada di sekitar lokasi mengalami kesenjangan sosial dan tidak mendapatkan keuntungan dari pembangunan resort ini.

    BalasHapus