Kamis, 19 Mei 2011

“..Perjuangan Hidup si Bocah Cilik…”

Sedikit berbagi cerita sahabat dan semoga bisa menyadarkan kita terhadap kondisi di sekitar kita. Semoga bisa menginspirasi kita untuk bisa peduli terhadap orang-orang sekitar kita. Bahwa banyak orang-orang di sekitar kita yang perlu kita teladani dari beberapa sisi yang mungkin kita sendiri tidak mempunyai sisi itu. Dan mungkin saja bisa mengajarkan kita untuk tidak selalu memandang rendah orang lain dengan melihat kelebihan sisi lain dari pribadi kita sendiri.
Perlu kita tanamkan dalam diri kita untuk bisa saling belajar terhadap sesama.Cerita ini berawal ketika aku berangkat untuk kunjungan ke sahabat-sahabat di kampus lain yang masih berada satu kota. Ya, perjalanan yang sangat memberikan pelajaran berarti bagi diri pribadi, karena menemukan sosok guru kehidupan ini. Sungguh luar biasa bagiku karena selama ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, terutama tanggap akan lingkungan yang ada di sekitar kita. Ya, memang pada dasarnya manusia diciptakan untuk terus belajar dan memahami. Maka sangat praktik langsung untuk mengimplementasikan apa yang telah kita pelajari itu sahabat.

Motoran bersama dengan geng motor yang biasanya, aku dan seorang teman ini berangkat dari kampus tercinta menuju kampus lainnya yang masih dalam satu kota berangkat setelah sholat ashar. Dilanjutkan dengan pengisian bensin di salah satu pom bensin yang tidak jauh lokasinya dari kampus, kami mengawali perjalanan kami, tidak lupa juga berdoa memohon keselamatan ketika dalam perjalanan. Namun pada traffic light yang pada biasanya tempat pemberhentian motor kalau lampu berwarna merah, tepatnya pada lampu merah kedua dari arah kampus, aku tertegun sejenak dan terdiam.

Aku terharu melihatnya ketika traffic light warna merah telah menyala, mobil, motor dan kendaraan lainnya berhenti untuk menunggu traffic light berwarna hijau. Terhitung dari hitungan mundur 90 detik lampu tersebut, itulah yang membuat aku merasa iba kepadanya. Bocah kecil yang masih belum terlalu berumur itu menyentuh hati ini. Dimulai dari barisan pertama ia memulainya, satu persatu mobil yang melintas di perempatan itu ia dekati. Sambil melompat-lompat ia menawarkan lembaran-lembaran Koran yang dibawa di tangan kecilnya itu. Ya, Koran yang dijualnya itu sebagai sumber kehidupannya.

Sosok bocah kecil itu dengan penuh semangat menawarkan Koran-koran yang dibawanya itu, walaupun ada yang menolak langsung penawaran si kecil. Tapi dia tidak pernah putus asa untuk terus menawarkan korannya. Ketika satu mobil tiba-tiba membuka kaca, sosok bapak-bapak itu memanggil-manggil si kecil itu, pada awalnya si kecil belum mendengar panggilan si bapak tapi setelah beberapa kali dipanggil, si bocah kecil itu menengok ke hadapan si bapak dan segera berlari menghampiri bapak tersebut.

Alangkah senangya hati si bocah kecil itu setelah satu Koran telah terjual, ia menunjukkan kegembirannya dengan meloncat-loncat kegirangan. Karena mendapat tambahan rupiah untuk bisa menyambung hidupnya. Mungkin saja sosok bocah itu berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga kondisi memaksanya untuk membantu perjuangan dari orang tuanya untuk bisa bertahan dan menyambung hidupnya.
 Ketika aku akan menyapa si bocah tersebut, dia terburu menyamping dari kendaraan-kendaraan karena melihat lampu sudah berwarna hijau, hingga aku pun tak sampai untuk menyampaikan niat ini.
Subhanallah, sahabat. Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari perjalanan singkat tadi. Mungkin kita terkadang tidak sadarkan diri dengan kondisi kita yang berada di kemewahan dunia ini, kehidupan yang mungkin nyaman kita jalani ini. Kita tertidur dengan kondisi kita hingga berlarut-larut. Terlalu menikmatinya sehingga kita tidak menyadari bahwa banyak orang-orang di sekeliling kita yang hanya mendapatkan sesuap nasi saja perlu perjuangan yang sangat ekstra.

Kita yang mungkin notabenenya orang-orang yang mampu bersekolah hingga mungkin saja menikmati kehidupan di kampus harusnya bisa tanggap terhadap lingkungan sekitar kita. Apakah kita masih tega melihat keluarga-keluarga dan saudara-saudara kita tersebut? Wallahu’alam.
Oleh karenanya sahabat, mari kita tebarkan kabaikan sekecil apapun itu, karena Allah telah berjanji akan membalas perbuatan manusia walaupun mengerjakannya hanya sebesar zarrah, itu akan diperhitungkan. Terutama harus berpikir, bahwa kebaikan apa yang telah kuperbuat untuk saudara-saudaraku di sekitarku?
Jangan pernah meremehkan suatu kebaikan walaupun sekecil apapun itu, karena dengan kebaikan kecil itu akan senantiasa bisa mengagungkan kita di sisi Allah kelak.

Semoga bisa membuka hati kita untuk terus tanggap dengan kondisi seperti cerita seorang bocah di atas. Mari kita berikan dan tebarkan kebaikan karena dengan kebaikan itu akan menjadi cerminan kehidupan kita di masa yang akan datang. Insyaallah.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar